Bertemunya Adam dan Hawa
JABAL RAHMAH
Tempat Bertemunya Adam dan Hawa
Mayoritas
ulama sepakat, bahwa keduanya diturunkan secara terpisah (Adam di India
sedangkan Hawa di Jeddah), lalu bertemu di Jabal Rahmah, di Arafah.
S
|
etelah
beberapa lama berpisah, Adam merasa rindu dengan istrinya. Ia pun
mencarinya, hingga Allah memerintahkan Adam melaksanakan ibadah haji ke
Makkah. Disebutkan dalam kitab Ara’is al-Majlis karya Al-Tsa’aibi, Allah mewahyukan kepada Adam: “Aku
memiliki tanah haram (terhormat) dalam posisi sejajar dengan
singgasana-Ku (Arasy). Karena itu, datanglah kesana dan berkelilinglah
(thawaf) sebagaimana dikelilinginya singgasana-Ku. Shalatlah di sana
sebagaimana dilaksanakan shalat di sisi singgasana-Ku. Disanalah Aku
memperkenankan doamu.”
Maka berangkatlah Adam kearah yang dimaksud dengan bimbingan dari
Malaikat Jibril. Imam Thabari meriwayatkan, dari India Adam berangkat
menuju Makkah, lalu ia mencari Hawa. Keduanya mendekat di Muzdalifah (mendekat), lalu mengetahui dan saling mengenali di Arafah, untuk berkumpul di Jama’i.
Jabal Rahmah yang berarti bukit atau gunung kasih sayang, diyakini umat
islam sebagai tempat bertemunya antara Nabi Adam dan Hawa, setelah
terpisah selama puluhan tahun sejak diturunkan dari surga. Seperti
diketahui sebelumnya keduanya adalah penghuni surga.
“Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada disana sesukamu. (tetapi) janganlah kamu dekati pohon itu (khuldi), nanti kamu akan termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS Al-Baqarah[2]: 35).
Al-Imam Al-Auza’ie meriwayatkan dari Hasan bin Athiyyah bahwa Adam dan
Hawa menangis ketika turun di bumi selama 60 tahun karena menyesali
berbagai kenikmatan di surga yang tidak didapati lagi oleh keduanya di
bumi ini. Keduanya juga menangis karena menyesali dosa yang dilakukan
oleh keduanya. Demikian Ibnu Katsir meriwayatkannya dalam Al-Bidayah Wa Al-Nihayah, jilid 1 hlm 74.
Mayoritas ulama berpendapat, Adam dan Hawa diturunkan secara terpisah
(Adam di India, Hawa di Jeddah). Keduanya kemudian bertemu di Jabal
Rahmah, di Arafah. Keyakinan bahwa bertemunya Adam dan Hawa di Jabal
Rahmah itu kemudian dikukuhkan dengan dibangunnya sebuah tugu oleh
pemerintah Arab Saudi di tempat tersebut.
Sementara itu, mengenai makam Nabi Adam, masih banyak diperdebatkan.
Ada yang menyebutkan makamnya terletak di gunung (Jabal) Abu Qubais. Ada
juga yang mengatakan, di gunung Baudza (India), tempat pertama kali
turun ke bumi. Dan, ada juga yang berpendapat, setelah terjadi angin
topan, Nuh mengunjungi makamnya di Baitul Maqdis.
Salah Kaprah di Jabal Rahmah
Tugu peringatan yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi itu ternyata
banyak ‘disalahpahami’ oleh umat islam. Tugu yang dibuat sebagai monumen
peringatan atas sebuah sejarah ternyata dijadikan ‘berhala modern’
untuk meminta. Ada yang meminta jodoh, rezeki, panjang umur, dan lain
sebagainya. Umumnya, hal itu banyak dilakukan oleh orang-orang yang
(katanya) berpredikat mampu, yakni jemaah haji dan umrah. Didepan tugu
itu mereka melakukan sejumlah ritual seperti menempelkan foto,
tanda-tangan, tulisan coretan, dsb.
Para jemaah haji itu seakan menganggap perbuatan tersebut bagian dari
ritual yang dianjurkan ketika berada di Jabal Rahmah, sehingga mereka
melupakan asal muasalnya berdirinya tugu tersebut. Padahal pemerintah
Arab Saudi telah memperingatkan para jemaah haji untuk tidak melakukan
praktik ritual ibadah apapun di tempat tersebut. Hal ini terlihat jelas
dari tulisan yang tertera di tempat tersebut. Diantaranya, mendirikan
shalat di tempat tersebut.
Mungkin, dari sinilah pentingnya meningkatkan kualitas pemahaman bagi
para jemaah haji tentang makna ibadah haji dan umrah.
Arafah Tempat Saling Mengenal
Arafah berarti kenal atau tahu. Di tempat inilah khususnya jemaah haji
dari seluruh dunia setiap tahunnya saling bertemu untuk melaksanakan
salah satu rukun haji yaitu wukuf di padang Arafah. Arafah memiliki
nilai sejarah yang sangat penting bagi umat islam, sebab ditempat inilah
Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah SWT tentang kesempurnaan agama
islam (QS Al-Maidah[5]: 3). Menurut sejumlah pendapat itulah wahyu terakhir.
Ada beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa para malaikat mengingatkan
Adam dan Hawa, setelah keduanya diturunkan ke bumi. Hal ini dimaksudkan
agar mereka mengakui (mengetahui; ‘arafa) atas dosa-dosanya dan memohon
ampun kepada Allah SWT. kemudian Adam dan Hawa telah mengetahui (arafa) akan kesalahan dan dosa-dosanya. Mereka juga diberitahu (yu’rafu) cara bertobat.
Ada pula kisah lain yang menyebutkan, saat Jibril memberi tahu Ibrahim
cara menunaikan ibadah haji di tempat ini. Jibril bertanya: “Arafta (tahukah kamu?), ya Ibrahim,” Ibrahim menjawab: “Araftu (aku mengetahui).”
Berdasarkan keterangan ini pula seluruh jemaah haji melaksanakan wukuf
(berdiam diri) sebagai salah satu rukun dalam haji. Rasulullah SAW
bersabda: “Al-Hajju ‘Arafah”
(haji itu adalah arafah). Tidak sah haji seseorang, bila tidak
melaksanakan wukuf di padang Arafah, termasuk orang yang sakit sekali
pun saat menunaikan ibadah haji.
Jemaah haji saat berada di Jabal Rahmah, tempat pertemuan Nabi Adan dan istrinya, Siti Hawa.
Di tempat ini dan saat pelaksanaan haji (wukuf),
semua manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah. Tidak ada
jabatan, pangkat, kedudukan, kaya, miskin, golongan atas maupun bawah.
Semuanya sama di hadapan Allah SWT, dan hanya ketakwaan yang
membedakannya. Pakaian mereka pun sama dan seragam, tidak ada bedanya
antara kaya dan miskin, yang pangkatnya tinggi dan rendah. Tidak ada
rasa sombong dan angkuh, semua merendah diri mengharap ampunan Ilahi.
Keutamaan Arafah sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya: “Doa yang paling afdhal (utama) adalah doa di hari arafah.”. dalam riwayat lain, Nabi bersabda: “Tidak ada hari yang paling banyaa\k Allah menentukan pembebasan hamba-Nya dari neraka, kecuali hari arafah.”
Setelah wukuf, kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina sekitar 5 kilometer untuk melempar jumrah. Kemudian Thawaf ifadhah di Makkah, Sai’ (berlari kecil) dan tahallul (memotong rambut). Selesailah prosesi ibadah haji, mereka pulang dengan sebutan haji dan hajjah yang diterima (mabrur).
Konon,
di tempat ini pula nantinya saat terjadi hari kiamat seluruh umat
manusia akan dikumpulkan, yakni di padang Mahsyar. Mereka akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah SWT atas segala
perbuatannya selama di dunia.
Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar